Sabtu, 05 Februari 2011

Madah Cinta Dinata

Wahai masa Kanak....

Selamat malam aku takzimkan padamu...

kenangan yang kau serak di halaman patah sudah. bagai ranting-ranting yang meranggas kala kemarau. gugur perlahan menutupi jendela tempat kau melihat matahari terbenam. saat itu, tanganmu lebih mengerti arah angin yang menuntun langkahku. aku mencium nafasmu melalui nafasku dengan satu tarikan saja.

dan tanganmu menyimpan tangis dalam rencana yang mengisi tapak-tapaku. tanpa kau ungkap padaku sebuah riwayat di mana kau pernah di lahirkan lewat pohon tanpa kisah.

engkau mungkin lebih paham dariku. bagaimana kerinduan datang dengan tiba-tiba begini rupa di antara pesan-pesan tak bernama. ia menolak buku-buku bernuansa prosa. karena yang diinginkannya adalah pertemuan.

tapi kukira biarlah kita dilumatkan kesepian dengan kemenangannya. atau mungkin lebih tepatnya kita dipisahkan selamanya agar rindu mengekal dari naluri kita yang palin dalam. dan kita tak akan takut kepada sunyi selain pertemuan yang akan menghabiskan segala rindu kita.

bukankah engkau pernah mengajariku untuk mencintai rembulan separuh. di situ kesejatian yang kau berikan padaku hanya penyempurnaan di mana kita tak akan pernah menjangkaunya

kukira aku tamat dan tak perlu mengulanginya lagi dari segala ingatan
dan keharusan untuk terus melupakan pertemuan kita yang porak-poranda
dituntaskan oleh usiaku yang menua....

Madah Cinta Dinata II

selamat malam dingin kamar...

ini takzimku pada bekuan sunyi

adakah huruf yang mampu menuntaskan kegelisahanku ini ?

jika malam pekat dan secangkir teh, menggiringku ke arena tanpa warna

menggenapkan masakanak dan kini hingga ranggas bersama waktu yang mengendap dan basah

aku tak perlu belajar kedewasaan dan kelelakian darimu, sebab candu malam begitu kental menjelajahi tulang-belulang

dingin yang enggan kembali ke muasalnya, melambatkan malam kepada pagi

membuatku mengerti rahasia pertama yang tak pernah disebutkan malaikat padamu,dan esok ketika mentari melecut pundakku...

aku akan tetep berbagi cinta dengan siapa saja tanpa syarat.

Jumat, 04 Februari 2011

Madah Cinta Dinata I

mengingatmu seperti sebuah kata yang tertunda kata-kata seperti air mengalir sampai akhir tak akan habis membasahi lidah..memenuhi kepala berdesak-desak dan penuh dengan ingatan-ingatan yang enggan untuk dilupakan.kata-kata kembali mengelana mencari makna,,segenap rasa kubiarkan mengalir sampai merambat pada tebing – tebing yang memagari butiran gelisahku.senyum kalian adalah hadiah terindah dalam hari hariku.

Sahabat...adakah semalam kau selipkan namaku dalam mimpi indahmu ..?

apakah salah jika menahan sejenak untuk meyakinkan kegamangan yang semakin menjadi.melewati setiap lipatan waktu selalu saja kuhitung jarak yang tercecer di jauhnya kenyataan.sampai permohonan yang sama-sama kita harapkan akan terjadi..

lihatlah,pagi ini angin malas berhembus…udara yang turun begitu dingin menembus rusuk..! semakin lama resah ku menyatu dalam keinginan nyata dilorong-lorong hati…

semua karenaNya kita harus tersenyum meski kecut dan melupakan beberapa bagian cerita kepedihan yang ada..!? agar kita sama-sama tahu dan mengerti bahwa khilaf akan selalu ada setiap waktu..

entahlah,..

semua akan kubiar lepas melayang dibawa debu jalan..karena aku belum sempat berkata lewat hati juga rasa yang selalu berharap..mengingatmu seperti sebuah kata yang masih tertunda…karena kau dan aku membangun cinta lewat kata dan kalimat maya..dari makna dari gemuruh dalam dada dan resah setiap waktu…

sebuah kata masih tertunda dan anganku ingin bergantung..menggapai harap tapi selalu tak pernah sampai..pesanku sungguh tak mampu kusampaikan segera… airmata yang sama kulihat mengalir dpipimu..hatiku enggan jika hanya dijadikan pelengkap…sementara kaki kita melangkah entah kemana…

jika sama-sama diam takkan pernah ada jawaban..dan airmata selalu kita jadikan alasan untuk ungkapkan kesedihan,..yang tak pernah habis selalu saja singgah di hati…hingga kau dan aku tak pernah bisa mengakui dengan kata-kata yang lebih jujur..

saat aku berbisik,ingin rasanya kupetik setiap tanggal yang berlalu..agar berhenti sejenak untuk mengulang memori yang terluka..dan kita pun bisa perbaiki serpihan rasa yang samasama kita janjikan..! untuk dipersembahkan pada sang maha pencinta...la cinta Ila maha cinta...

Rabu, 02 Februari 2011

(N) (U) (R) (J) (A) (N) (A) (H)

(N) ur...tetaplah engkau bagai burung yang cantik dengan sayap Tasbihmu yang mengepak mencumbu biru langit Tuhanmu

(U) saikan semua kicau nyayian cintamu pada semesta,biarlah aku merajam gugus edar sepotong senyum yang meraba mataku pada setiap lecutan detik.

(R) inia gerimis mataku menggantung pada lengkung senyum di bingkai fotomu,merajam permenunganku yang tak akan pernah usai terhadap rona wajahmu

(J) auh aku berlayar pada ombak di alismu,kujelajahi hingga ke tiang-tiang penuh warna yang terpahat pada lengkungnya.

(A) kulah ikan kecil yang meloncat dan menari melamunkan ombak
meluruskan kesepian yang semakin dalam pada sedanau pesonamu

(N) ur.... entah berapa kali lagi aku dapat mengejar gelombang
dan mendapatkan sepotong matahari pada kerling matamu

(A) gar aku menyimpan riwayatmu di telapak tanganku untuk kujadikan syair yang bermula dari namamu...

(H) anya engkau yang mebutaratakan mataku,dalam sajak,dalam sukmaku...