Pelan-pelan serupa bayang wajahmu menyergap malamku!
Segerombolan awan gelap mulai ber-gemerincing
Memapah jasad dan hatiku yang telah mati
Di usung keranda nasib - menjadi bangkai kesedihan
Dengan dzikir kureguk keyakinan
Yang telah lama di buang dan di hancurkan!
Dan...bila saja aku jatuh cinta lagi!
Pelita cinta itu akan terus membentang
Memancar sepanjang pertemuan sajadah malam
lalu...dengan apa aku harus mencintaimu?
Sebab yang tersisa dalam hati hanya : La Ilaa Ha Ilallah!
Barangkali...
Semua yang ada padaku tak pantas untuk siapapun
juga bagi Engkau! karena...
Dalam ruku' dan sujudku tak kubaca hatimu
Dengan apa aku harus mencintaimu?
sebab,segala keindahan sudah tak kumiliki dalam hatiku!
Semua telah hancur! menjadi keping-keping yang terlupakan...
Maka jika masih ada sisa dalam serpihan hati ini
Telah ku relakan pada : Laa Khaola Wala quwatta!
Adakah kau lihat tempatmu di hatiku?
Kamarku 24,43 2009
kepada hati yang telah diam
Segerombolan awan gelap mulai ber-gemerincing
Memapah jasad dan hatiku yang telah mati
Di usung keranda nasib - menjadi bangkai kesedihan
Dengan dzikir kureguk keyakinan
Yang telah lama di buang dan di hancurkan!
Dan...bila saja aku jatuh cinta lagi!
Pelita cinta itu akan terus membentang
Memancar sepanjang pertemuan sajadah malam
lalu...dengan apa aku harus mencintaimu?
Sebab yang tersisa dalam hati hanya : La Ilaa Ha Ilallah!
Barangkali...
Semua yang ada padaku tak pantas untuk siapapun
juga bagi Engkau! karena...
Dalam ruku' dan sujudku tak kubaca hatimu
Dengan apa aku harus mencintaimu?
sebab,segala keindahan sudah tak kumiliki dalam hatiku!
Semua telah hancur! menjadi keping-keping yang terlupakan...
Maka jika masih ada sisa dalam serpihan hati ini
Telah ku relakan pada : Laa Khaola Wala quwatta!
Adakah kau lihat tempatmu di hatiku?
Kamarku 24,43 2009
kepada hati yang telah diam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar