- Hari ini,Aku perintahkan kau Wahai Tubuh,Hati,Jiwa dan Pikiranku dan Roh yang Hidup,yang diciptakan olehNya untuk mencintai.wujudkan keinginanmu melalui kata dan perilaku.Buatlah Aku Roh yang hidup,untuk mencintai dan membahagiakan sesamaku dan masukan Ikhlas kedalamnya agar aku mencintai apa yang kukerjakan dan untuk orang-orang yang ada di sekitarku.Tuntunlah Aku bersamamu untuk melakukan segala kebaikan
- Demi diriku dengan suara yg menetes di ujung adzan.seperti desah napas yang berat oleh waktu melalui sujud dalam alif. ah.. yang menetes dan meleleh adalah kalbu dengan tahun-tahun penuh kelalaian dan terasa keluh untuk dilafazkan dalam pertemuan akhir salam takhiyat yang tak mampu diterawang oleh siapapun, kecuali maut yang sanggup menuntaskannya : Lâ ilâha illâ anta, subhânaka innî kuntu minazh zhâlimîn...duh Gusti.
- “Kepada pemilik Asmaul husna”....dan kesekian kalinya aku berdoa dalam lenguhan diam, Jiwaku meminta dalam pergolakan. aku lahir dari lingkar malam dalam kesakitan dan kemenangan hawa nafsu, aku bersimpuh Dalam keheningan membungkus. dengarlah aku, memanggilmu tanpa malu, Di balik jeruji beku, di balik warna buram, telanjang aku menghadapmu Dalam kemunafikan mendalam...
- Chandra..untuk apa kau membalut kata-katamu dengan berlapis makna. saat semua tak mengerti apa maumu. tidakkah kau dilahirkan dari sebuah kesederhanaan? ya berbagi sajalah apa adanya. kau dapat bercerita tentang malaikat yang mengajarimu bersujud. tentang puisi yang beranak pinak dari tangan jadahmu. kemudian kau lepas ia mengembara dicaci-maki, meski malam-malam selanjutnya tak kau akhiri permenunganmu. istiqomah sajalah kau!
- Malam yang muram telah berlalu, Makna kegelapan sirna, Nur kebenaran adalah kebenderangan, Saat kepala makin merunduk tersungkur pada ribuan rintih penghambaan Sebagai tanda Agungnya sang Khalik. Isak lirih kidung detak jantung semakin dalam. Disinilah aku semakin mengenal kehinaan diri bagai noktah dalam cermin retak. Duh gusti,sudikah Engkau menerima porak porandanya wujud tak ikhlasku ini...?
- alif-lam-mim...samar terbaca, kuterjemahkan seperti angin yang menggalir, memagari setiap perenungan, melihat waktu telanjang dingin. dalam perasaan yang menjadi pucat dan bergetar ketakutan. Ya Rabb....Tanpa-MU aku hanya titik nol.
- Wahai diriku..lelaplah dengan mimpi sunyi malam ini. bisikkan pada ranjang yang dingin dari celoteh asmara. artikan mimpimu yang abadi, masuklah dalam dimensi hening mencumbu cinta Tuhanmu, hingga segala makna menguak di ujung pagi. dan esok, ambillah matahari kemudian taruh di puncak rasa syukurmu, biarkan cahaya yang bermekaran di bayang Ilahi menjadi prasasti yang bertuliskan perasaan dan cinta Ibumu dan Rabb-mu.
- aku terhenti di separuh malam menembus muara setiap lapisan langit yang mempertontonkan romantisme penciptaanMU. Bila waktu menghitung langkah Membusuk bersama kematian dzikirku. aku tak lagi Punya kuasa atas raga ini. Pinanglah aku ya Rabb..sebelum Semua Amalan menegurku. astaqfirullah... sudah begitu jauhkah nafsuku ? sampai aku harus bersusah payah ikhlas memujiMu.
- Wahai wajah dalam cermin...apa yang akan kau lukis dengan penamu di bentangan sajadah malammu? bagaimana caramu melukis objek yang kau inginkan agar terlihat jelas seperti do'a para nabi? Tadarus apa yang keluar dari nganga mulutmu dengan sejuta ritual, dan tafsir-tafsir yang jatuh di nyerih ngilu kalbumu ?..maka lukislah saja La Ilaha Ilallah !!
Adakah Kilau Rembulan Yang Mengapung indah di beranda matamu adalah sebuah ruang renung untuk memahami lebih dalam setiap desir luka,serpih tawa,isak tangis, jerit rindu dan keping kecewa yang memantul pelan dari dinding hatimu? jadikanlah itu kembang dan kepak kupu-kupu bersayap cemerlang seraya melukis potongan kisahmu di kanvas batin...agar kau lebih mengenal Tuhanmu.

Senin, 31 Januari 2011
Dzikir Sunyi Pada Diriku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar