Minggu, 30 Januari 2011

Dzikir Sunyi Pada Rabb-ku




  • mencari damai yang tak ditemui, arca jiwa ini resah beribu sepi tak tenang mengharap, akhirnya rebah tertiarap.Ya Lathiff...Lembutkan lah hati kalbu yang dini ikhlas mencari tenang yang abadi,tak mau lagi gundah biar saja yang indah.Ya Ghafurr..Sejukkanlah hati yang tak mudah memaafkan bukan tak ridha tapi tak mampu.sedih yang akhirnya keras menghitam.mana damai itu?...ku hamparkan kalbu tenang..khas buat MU
  • Kalau saja otakku digeser satu milimeter saja dari tempatnya,kalau detak jantungku tidak berfungsi normal,kalau saja ada salah satu organ tubuhku yang mogok tidak mau berfungsi..maka aku bukan siapa-siapa,hanya seonggok daging yang tergolek tidak berdaya..maka tak pantas aku sombong karena semua Milik-NYA..Terimalah dengan syukur,dan jadikan hidupmu berkah bagi semua orang....
  • Kusebut Engkau dalam asma-MU,menghapus diri menjaga kesucian yang selalu dikerdilkan oleh hasrat,gelap dan terang bersembunyi, tulang -tulang remuk oleh kebajikan dan angkara. kenapa jasadku tak hancur dalam kenikmatan dosa yang setua ini…? 
  • Hening bening senyap menggigil sukma,tetes embun merasuk relung hati,berpalung gema dzikir cumbui malam hingga fajar. rindu menyahdu seduhi kelam, Sang Maha Besar, Pengasih Penyayang. luruhku dikeluh tak habis ,luruhku dicinta tak usai, luruhku ditangis tak henti, Gerak bibir bergetar pilu, Gerak nafas tersengal-sengal, Gerak pasti hanya menuju hasratMu !
  • Cintaku padaMU :Adalah sungai berbatu Yang selalu Berkelebat bayang camar Enggan mendarat. Bertiup angin meminta pulang Pada gelisahmu yang runtuh karena gerimis. Di pagi menjelang dhuha, kutempatkan dzikir khusuk Mengalunkan doa Yang siapapun tak pernah merajutnya. Rinduku padaMU Adalah bunga bakung Yang selalu asyik Menanti embun pagi, Setiap tetes yang setia Pada nyaring gemanNYA Untuk bertemu Dipermukaan rinai gerimis mataku.
  • Rabb...Apabila mega mewarna hitam kelam Dan matahari tenggelam di samudera terdalam. Dengan sukacita kuminta lagi pelukan temaram. Menyentuh bintang gemintang meraih seluruh dunia yang hilang,melukiskan rupa diri yang remang Lukisan tentang kupunya setitik asa, tintanya merah darah dari mataku yang semakin basah demi mengingat-Mu untuk segenap keluh kesah
  • Dilautan hikmah kalamMU lirih hatiku bergetar mengeja alif-lam-mimMU. ditelaga bijak IqroMU aku merunduk.tangan kecil ini menengadah hanya padaMU. mengharap KAU sudi teteskan rahmatMU disisa-sisa perjalanan melintasi bukit-bukit dan lereng kesemuan nafsu demi Alastubirobbikum di jantung meski dada ringkih ini sesak terguncang desah lantunan bait-bait indah AsmaMU.
  • Aku tafakur diberanda paling mistis dari seribu bunga-bunga tasbih,diam mengisap asmaMU.tiap desah nafasku adalah rahmatMU yang tak pernah putus. akulah pengembara itu yg ingin menggambar wajahmu disepi malam.aku lelaki luka gelisah menyeret beban gelap sejarah mencoba menyemai bumi dengan doa. sampaikah?  aku hanya tahu, pada sempit dan lapang. pada sedih dan senang aku mencoba senyum penuh rasa syukur.
  • CahayaMU, Berkilau sinari hati yang dimabuk luka dan penyesalan, Bias warnanya menyulam imajinasi resah, tapi ketakutan bentangkan sayap ragunya, Lalu menjauh pergi bersama nyanyian kemenangan iblis. CahayaMU sinari rapuh kalbu, Sucikan pijakan langkah, tuntun kaki dekati sang kekasih, tepiskan risau galau hati…” Bukankah telah kami lapangkan dada mu ” ( QS 94 : 1 ) Lalu dengan alasan apa kau tak bersujud ?
  • Maha kucerna kuasa-MU hingga rindu-MU cabut biji mataku. aku tersungkur dengan ribuan harapku. tentang puja, tentang pinta, tentang asa, tentang do’a. Jika takdir itu telah hinggap di bibir waktu. ijinkan aku menyambut ketentuan-MU dan fasih mengartikan "Alastu Birabbikum kollu bala syahid" sungguh..Engkau Tuhanku dan aku hamba-MU.
  • Dan gerimis malam menemani rindu pada sang khalik, dan suara desir angin membawa jiwa tak berjarak, PadaMU Ya Allah, segala ragu jadi padu, PadaMU Yang Maha Tinggi, segala jiwa terhuyung jadi tegak, Lalu nadi mulai mengalir segala asmaMu. Lalu badan mulai gemetar terbalut cahyaMu, dan aku tak berbentuk menyatu dalam rindu padaMU.
  • aku merebah galau dalam relung kalimat dan sekarat ditahan cinta dari onggokan kata, Rosul mana yang mampu selesaikan perkara. mohonku segerakan doaku tersampai untuk-Nya. karena di dunia ini siapapun tak bisa jadi malaikat dan siapapun tak mampu jadi Muhammad kecil, yg mampu meretas perkara menjamin surga. seperti yang kau lihat, aku terlalu biasa yg menulispun kadang kekurangan satu kata..mohon ampun ya Rabb...
  • kulelapkan mata dari gemerlap dunia yang bergincu dan berambut palsu yg ketika hujan menggigil kedinginan.aku menjauh dari kebisingan dari orang orang yg berlomba bertahta dalam kekaisaran sebutir nasi dan memperebutkannya dalam piring makan. dalam hening menghitung tasbih mengukur langit dan luas bumi. dan ketika 1/3 malam hanya K A U dan aku begitu damai begitu teduh ketika cahayaMU memantul di cermin hatiku.
  • aku mengetuk pintuMU bukan ingin mengeluh, melainkan untuk bersimpuh, mencari jawab yg tak terjawab. aku mengetuk pintuMU, hanya ingin membuka dialog-dialog tak tersentuh lewat sujud yg tak sempurna, Ya Rabb..ajarilah aku Tidak untuk menghitung hari-hari hidupku saja. tetapi juga untuk menemukan Dikau Dalam detak jantungku...
  • Aku muntah!..namun tetap ku ciumi busuk hatiku. Aku sudah muak! Namun tetap kudekap kesombonganku sendiri. Aku sudah bosan! Namun tetap kucumbui kemaksiatan itu. Aku sudah lelah!, namun terus kulangkahkan kaki ini menapaki kumpulan dosa-dosa baru. Ada kesedihan ditengah gemuruh tawa setan di jiwaku. aku takut akan azabMu, duh gusti..Cepat ! Hantarkan aku menuju jurang pertaubatan!, tenggelamkanlah aku bersama ikhlasku.
  • aku lafadzkan namaMu, kala matahari tegak lurus di langit. Suaraku tak seanggun Billal, akulah pendosa itu yang ingin bertemu denganMu, berwajahkan rembulan dan nafas kesturi. Aku lelah! sepert dirimu, tapi Aku ingin khidmat mengimaniNya! ” Maka inilah sujud yang tak khusuk Di mesjid kecil dan lembab ini. iftitahku mengalir...“Inna salaatii wanusukii wa mahyaa ya wa mamaatii lillaahi rabbil aalamiin…”
  • Ada kesejukan saat membasuh wajah yang dinaungi lirikan mentari.Ada harapan saat memohon kemudahan di pagi hari .Ada ketenangan saat memulai dengan doa dan kepasrahan...pada Dhuha-MU terpaut diri dalam cahaya mencuri detik-detik hangat asmara. kini redha jadi intim erat paut dalam segumpal hati berbentuk cinta padaMU. paut pada dahan lekap di jiwa ini!
  • Kubicara dalam bahasa lugas tanpa nafas tergugu beku mencumbu sunyi dalam dekapan rindu puisi malam. ada yg terlepas dari dasar jiwa, cintanya dan pemujanya.Dari bayangan angan,kutahu semua terhampakan.Kututurkan bahasa dalam kalbuku, mencuri jauhnya jiwa yg pernah termiliki dan kini terlepaskan. Rindu ini terkubur kembali dalam pekat nafsuku .sungguh..aku ingin merebahkan lelah jiwa ini dalam pangkuan kasihMU...ya Rabb!
  • airmata tumpah diatas sajadah,ketika malam sepi memotret hati. hati hitam karna syahwat dunia hingga aku lupa K A U ada. kini aku datang ketika senja menggugurkan daun dan kembang, jalan jalan meremang. aku tertegun, bahwa sebongkah batu itu ternyata nisan nafsuku...Asatgfirullah!!!
  • DZikir angin disambut wirid daun-daun di juntai dahan kehidupan. tanah basah bertasbih dalam diam, kerdil membilang nama-NYA. Tetes embun menulis perjalanan Rahman RahimMU. Saat derap kaki mengatur sepoi angin menggemai syahadat, kuziarahi lagi sekebun agung cinta mengehitung lirik nurani bermunajat lidah mengkhatami luhur doa dan salam al-Fatihah. Terimaksih ya Rabb..Engkau kembalikan lagi ruhku pagi ini..
  • Pada panggilan ketaatan yg berkumandang, Telah tertitah aku dengan jelasnya. Tapi,bagai tersumbat batu kelalaian di telinga nuraniku,Hingga tuli hinggap saat kulengah dalam madu palsu duniawi.aku sibuk oleh kesibukan dan segala perhiasannya.Ikhlas dan sabar menjelma kalimat memelas yg tak kupahami maknanya.aku tak fasih mengartikan:ALLOOHU WALIYYUT TAUFIIQ,NI’MAL MAULAA WANI’MARROFIIQ..ampunkan aku..

5 komentar: