Selasa, 25 Januari 2011

I s y a r a t

Suatu malam di sebuah rumah, seorang anak usia tiga tahun sedangmenyimak sebuah suara.

Tiba tiba.. "Ting...ting...ting! Ting...ting...ting!"Pikiran dan matanya menerawang ke isi rumah. Tapi, tak satu pun yangpas jadi jawaban."Itu suara pedagang bakso keliling, Nak!" suara sang ibu menangkapkebingungan anaknya. "Kenapa ia melakukan itu, Bu?" tanya sang anakpolos. Sambil senyum, ibu itu menghampiri. "Itulah isyarat. Tukangbakso cuma ingin bilang, 'Aku ada di sekitar sini!" jawab si ibu lembut.Beberapa jam setelah itu, anak kecil tadi lagi-lagi menyimak suaraasing. Kali ini berbunyi beda. Persis seperti klakson kendaraan."Teeet...teeet....teeet!"

Ia melongok lewat jendela. Sebuah gerobak dengan lampu petromaktampak didorong seseorang melewati jalan depan rumahnya. Lagi-lagi,anak kecil itu bingung. Apa maksud suara itu, padahal tak sesuatu punyang menghalangi jalan. Kenapa mesti membunyikan klakson. Sember lagi!"Anakku. Itu tukang sate ayam. Suara klakson itu isyarat. Ia puncuma ingin mengatakan, 'Aku ada di dekatmu! Hampirilah!" ungkap sangibu lagi-lagi menangkap kebingungan anaknya. "Kok ibu tahu?" kilah sianak lebih serius. Tangan sang ibu membelai lembut rambut anaknya."Nak, bukan cuma ibu yang tahu. Semua orang dewasa pun paham itu.Simak dan pahamilah. Kelak, kamu akan tahu isyarat-isyarat itu!" ucapsi ibu penuh perhatian. **

Di antara kedewasaan melakoni hidup adalah kemampuan menangkap danmemahami isyarat, tanda, simbol, dan sejenisnya. Mungkin, itulah bahasatingkat tinggi yang dianugerahi Allah buat makhluk yang bernama manusia.Begitu efesien, begitu efektif. Tak perlu berteriak, tak perlumenerabas batas-batas etika; orang bisa paham maksud si pembicara.Cukup dengan berdehem 'ehm' misalnya, orang pun paham kalau di ruangyang tampak kosong itu masih ada yang tinggal.Di pentas dunia ini, alam kerap menampakkan seribu satu isyarat.Gelombang laut yang tiba-tiba naik ke daratan, tanah yang bergetarkuat, cuaca yang tak lagi mau teratur, angin yang tiba-tiba mampumenerbangkan rumah, dan virus mematikan yang entah darimanasekonyong-konyong hinggap di kehidupan manusia.Itulah bahasa tingkat tinggi yang cuma bisa dimengerti oleh merekayang dewasa. Itulah isyarat Tuhan: "Aku selalu di dekatmu, kemana punkau menjauh!"

Simak dan pahamilah. Agar, kita tidak seperti anak kecil yang cumabisa bingung dan gelisah dengan kentingan tukang bakso dan klaksonpedagang sate ayam...Wallahu alam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar